Pengertian Validitas dan Reabilitas Dalam Epidemiologi

Pengertian Validitas dan Reabilitas Dalam Epidemiologi

Validitas 

Validitas adalah kemampuan dari tes penyaringan untuk memisahkan mereka yang betul-betul menderita terhadap mereka yang betul-betul sehat atau dengan kata lain besarnya kemungkinan untuk menempatkan setiap individu pada keadaan yang sebenarnya. Validitas ditentukan dengan melakukan pemeriksaan di luar test penyaringan untuk diagnosa pasti, dengan ketentuan bahwa biaya dan waktu yang digunakan pada setiap pemeriksaan diagnostik lebih besar dari pada yang dibutuhkan pada penyaringan. Ada dua komponen yang menentukan besarnya tingkat validitas yakni:

  1. nilai sensitivitas yaitu kemampuan dari suatu tes penyaringan yang secara benar menempatkan mereka yang betul-betul menderita pada kelompok penderita: dan 
  2. nilai spesifisitas yaitu kemampuan dari tes tersebut yang secara benar menempatkan mereka yang betul-betul tidak menderita pada kelompok sehat. 


" Besarnya nilai kedua parameter tersebut tentunya ditentukan dengan alat diagnostik di luar tes penyaringan. Kedua nilai tersebut saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya, yakni bila nilai sensitivitas meningkat maka nilai spesifisitas akan menurun dan sebaliknya. Untuk menentukan batas standar yang digunakan pada tes penyaringan, harus ditentukan tujuan penyaringan apakah mengutamakan semua yang dicurigai menderita dapat terjaring, termasuk yang tidak menderita, ataukah mengarah ke memilih hanya mereka yang betul-betul sehat. 

Untuk kepentingan validitas diperlukan beberapa perhitungan tertentu 

  1. Positif sebenarnya, yaitu mereka yang oleh tes penyaringan & dinyatakan positif menderita dan yang kemudian didukung oleh diagnosa klinik yang positif. 
  2. Positif palsu yaitu mereka yang oleh tes penyaringan dinyatakan menderita tetapi pada diagnosa klinik dinyatakan sehat/negatif. 
  3. Negatif sebenarnya yaitu mereka yang pada tes penyaringan ' dinyatakan sehat dan pada diagnosa klinik ternyata betul sehat. 
  4. Negatif palsu yaitu mereka yang pada suatu tes penyaringan dinyatakan sehat tetapi oleh diagnosa klinik ternyata menderita. 

Untuk menetapkan besarnya nilai sensitivitas dan spesifisitas suatu tes, harus dipertimbangkan beberapa hal tertentu. 

  1. Risiko adanya kasus yang tidak terjaring/lolos dari seleksi karena menolak diperiksa/tidak ikut berpartisipasi 
  2. Besarnya biaya diagnosa klinik untuk menentukan penderita secara klinis terutama pada mereka dengan positif palsu. 
  3. Frekuensi penyaringan artinya kemungkinan pada penyaringan berikutnya akan mengambil kasus yang tidak terjaring pada saat ini. 
  4. Besarnya prevalensi penyakit dalam masyarakat yang menjadi sasaran tes. 

Reliabilitas 

Reliabilitas adalah kemampuan tes memberikan hasil yang sama/ konsisten bila tes diterapkan lebih dari satu kali pada sasaran (objek) yang sama dan pada kondisi yang sama pula. Dalam hal tingkat reliabilitas maka ada dua faktor utama yang perlu mendapatkan perhatian khusus. 

  1. Variasi dari cara penyaringan yang sangat dipengaruhi oleh stabilitas alat tes atau regensia yang digunakan, serta fluktuasi keadaan dari nilai yang akan diukur (umpamanya tekanan darah yang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor dan alat yang digunakan). 
  2. Kesalahan pengamatan atau perbedaan pengamat yang meliputi adanya nilai yang berbeda karena dilakukan oleh pengamat yang berbeda, atau adanya nilai yang berbeda walaupun dilakukan oleh pengamat yang sama. 

Untuk meningkatkan nilai reliabilitas tersebut di atas, maka dapat 4 dilakukan beberapa usahatertentu. 

  • Pembakuan/standarisasi cara penyaringan. 
  • Peningkatan dan pemantaptt keterampilan tim pengamat melalui training. 
  • Pengamatan yang cermat pada setiap nilai hasil pengamatan. 
  • Menggunakan dua atau lebih pengamat untuk setiap pengamatan
  • Memperbesar klarifikasi (kelompok) kategori yang ada terutama kondisi penyakit juga bervariasi / bertingkat.

Komentar